ilmu keris



Iklan Single (Bawah Judul)

PERSOALAN DARI DUNIA PUSAKA TUMBAK dan KERIS
SERTA PEMAHAMAN dan CARA MEMILIHNYA
Sejarah, menyatakan, keris pernah menjadi landasan nenek moyang untuk mempersatukan Nusantara, dan sejarah juga mencatat, wawasan Nusantara I yang dilakoni oleh Prabu Kertanegara diawali dan di landasi dengan keris. Dengan exspidisi Pamalayu, keris berhasil mempersatukan Nusantara, ini dilakukan oleh Prabu Kertanegara, Raja Singasari dengan menggunakan keris sebagai senjata, maksudnya tentu saja adalah keris sebagai senjata untuk berperang dalam arti yang sebenarnya.

Kemudian wawasan Nusantara II di lanjutkan oleh Maha Patih Gajah Mada dengan sumpah Tan Amukti Palapa dengan memegang sebuah keris mempersatukan Nusantara. terbukti Maha Patih Gajah Mada mampu mempersatukan Nusantara dari Seram hingga Mandagaskar, bahkan dikala waktu jaman itu, hanya dikenal kerajaan besar di Asia, di utara Kerajaan Cina, sementara diseberang selatan adalah Kerajaan Majapahit. Karajaan Majapahit dengan sumpah Gajah Mada nya membangun wawasan Nusantara II dengan keris, lagi-lagi keris yang digunakan sebagai senjata untuk perang yang dalam arti sebenarnya. Kini di era Reformasi ada upaya membangun wawasan Nusantara III lewat budaya keris, paling tidak, ini dilakukan oleh forum Study Majapahit yang dikomandani oleh I Made Suryawan dan Ida Dewa Mardiana. Dalam suatu sarasehan Gelar Budaya Pemersatu Bangsa di Sanur Bali, keris disebut-sebut sebagai sebuah wahana pemersatu Bangsa, keris bukanya dilihat sebagai senjata perang dalam arti yang sebenarnya, tetapi keris dilihat sebagai simbul yang sangat universal, apalagi didukung berkembangnya diberbagai daerah di Nusantara ini. Dilihat dari simbulnya, keris sebagai ketajaman olah pikir, olah rasa, dan dimanfaatkan sebagai senjata kehidupan Priyagung orang jawa khususnya
Keris muncul sabagai senjata tradisional yang lahir murni dari kandungan budaya Nusantara sendiri dan diakui Dunia sebagai satu-satunya hasil budaya metalurgi yang sangat berhasil, oleh karena itu Negara Jerman, Inggris, Perancis, Australia, Brasil dan Argentina sangat ber perhatian besar terhadap keris, maka bukan hal aneh kalau Empu Djeno Arumbrodjo (keturunan 15 empu Supo dari Mojopahit) sangat kewalahan menerima pesanan dari para Duta besar Negara manca. dalam jangka panjang bukan tidak mungkin keris yang mempunyai simbul yang dibaca secara universal mampu menjadi pemersatu Bangsa, bahkan Dunia. Simbul yang tercuat dalam keris adalah manevestasi yang sangat universal, seperti contoh dalam ricikan sekar kacang, didalam ricikan keris mempunyai pemahaman yang sangat dalam, bahkan sekar kacang adalah simbul dari hidup ilmu padi, yang senantiasa sem,akin tua semakin menunduk, dan orang harus senantiasa bersilaturahmi, pertama kepada diri sendiri, dengan mengasah diri untuk percaya diri akan kemampuan diri sendiri.dengan manusia maupun alam dan yang lebih-lebih kepada Yang Maha Kuasa, kalau semua ini sudah dilakoni dan bisa dilaksanakan lintas agama, ras dan golongan, maka bukan tidak mungkin wawasan Nusantara ke III bakal terwujud menjadi kenyataan.
Kaweruh atau piwulang Jawa :
Perlu ditekankan bahwa dalam kawruh Jawa, silaturahmi itulah ilmu yang paling tinggi, silaturahmi dengan diri, orang lain, dengan alam dan dengan Sang Maha Pencipta dan yang pantas dicari adalah bagaimana budaya keris atau Tosanaji memberikan manfaat bagi kehidupan bersama.
Generasi pendahulu atau nenek moyang berpesan : Janjine dudu jimat
Hananging agunging Gusti kang Pinuji
Maka keris diibaratkan untuk mencari inti dari jati diri, kemudian mawas diri dan keselarasan serta kesadaran hidup dimasyarakat dimana harus menjadi dasar dan bertujuan untuk keselarasan dengan alam dan perwujudan huruf Jawa pertama :
HA
Hanariro sejatine wahananing Hyang.
Manusia merindukan kehadiranNYA serta kebaikan dan wajib melaksanakan titah dan perintahNYA : Lantiping panggraita
sarta landheping panyokrobowo
iku gumantung ono titining ati kang gumregah bangkit nyaring, sarining sasmito.
Ketajaman intuisi dan penglihatan itu tergantung dari ketajaman rasa hati yang mampu menyaring sari dari perlambang yang muncul didepannya. Orang yang terbiasa mengasah rasa melanjutkan hidup ber keprihatinan dengan laku brata, prihatin dan sadar bahwa hidup harus mampu menggapai kedudukan yang biasa disebut “Sepuh, Wutuh dan Tangguh”
Manusia yang di sebut Sepuh: Mampu menempatkan diri sebagai tempat untuk bertanya dan kaya wawasan serta hidupnya bisa menjadi panutan.
Wutuh : Nyata dan tiada cela, yang hanya memberikan bukti yang terbaik, pantas untuk contoh dan tauladan kepada sesama.
Tangguh : Kuat melakoni kehidupan yang berat/kasar walaupun penuh dengan tantangan,cobaan dan hantaman/tamparan jaman yang selalu menerjangnya, orang yang seperti ini pendahulu menyebut dengan tembung atau kata :
“Pupuse tansah ngengidhung pepudyan jati”
yang kurang lebih; dimana arah hidupnya hanya mengarah untuk sesama serta kehendakNYA, oleh karena itulah menggeluti dunia perkerisan di alam sekarang seharusnya bergulat dengan membaca alam, membaca diri dan tuntunan kehendakNYA, Yang Maha Kuwasa, keris merupakan simbul pribadi, dan pelengkap busana priyagung Jawa dan piyandel, bukan sipat kandel ataupun jimat.
Sebuah kepercayaan yang tidak dapat digugat, keris mempunyai makna dan ini perteme-tama yang harus disadari adalah bahwa keris berisi piwulang/wewarah serta nasehat untuk hidup dengan baik dan selaras dengan harapan Manusia yang arif dan bijaksana serta berguna bagi sesame

Cara Memilih Keris
Banyak peristiwa unik yang sering ditanyakan dalam sarasehan, salah satunya adalah ada seorang yang membutuhkan/membeli keris yang konon ceritanya milik Maha Patih Gajah Mada, ternyata dikalangan masyarakat banyak cerita, orang mengatakan keris yang dikaitkn dengan ceritera nama-nama besar pada jaman dahulu, seperti keris milik Maha Patih Gajah Mada dan sebagainya sangat dominan, itu tidak perlu dipikirkan, jadi kalau akan membeli keris yang dikaitkan dengan nama besar pada zaman dahulu, sebaiknya dicermati benar kebenarannya, karena yang akan kita beli bukan ceritanya, tetapi yang akan kita beli adalah kerisnya atau bukan dongengannya. Adalagi seputar berburu keris dengan goib, jadi kalau mau membeli keris, amatilah dengan seksama dan serius, dan jangan teripikat pada ceritanya, dan yang penting keris yang akan kita beli tersebut bukan barang curian, apakah keris tersebut dicari dengan cara goib atau warisan, kukira tak perlu dihiraukan. Berburu keris dengan cara goib memang sampai sekarang masih banyak yang melakukannya dikalangan masyarakat Jawa, tetapi untuk mempercayai 100% juga sulit, kita memang tidak diharuskan untuk percaya, tetapi kalau berkaitan dengan keris, sekali lagi, barangnya harus benar-benar diperhatikan. Menurut pakar keris dari Pametri Wiji, tetang keris dari alam goib memang sulit untuk mendapatkan secara langsung, memang banyak orang yang mengaku sebagai pawing keris, namun dari sekian banyak keris yang didapat secara goib, tak satupun keris ada yang istimewa atau baik, kalaupun ada satu atau dua itupun berkwalitas sedang, selebihnya tergolong hasil dari rekayasa.
Tetapi bukan berarti kita enilak keris yang didapat secara goib,baik melalui bantuan pawing atau hasil tirakat sendiri, memang bila Allah menghendaki, tidak mustahil semuanya akan terjadi.


Tampilan Keris Yang Indah, Bagus,
Belum Tentu Baik Isoterinya :
Keris/Tombak yang mempunyai penampilan indah/ bagus, belum tentu secara isoteri baik, dalam arti cocok dan bermanfaat bagi pemiliknya. Keris yang baik, harus baik perwujutan fisik maupun esoterinya, namun hal ini tidak mudah bagi orang awam dan kebanyakan untuk menentukan. Cara paling baikadalah minta nasehat kepada orng yang tahu atau ahli dalam perkerisan setidaknya yang mengetahui tentang keris, jika perlu dua tiga pakar dimintai pendapatnya, dan lagi pulayang mungkin lebih baik adalah keris yang didapat dari warisan orang tuanya atau leluhurnya, sebab tidak ada orang tua yang mewariskan barang apalagi sebuah keris pusaka yang jelek atau kurang baik pada anak dan keturunannya. Keris yang ideal adalah keris yang tidak memilih pemiliknya, dan memiliki pengaruh baik pada yang memiliki atau yang menyimpannya.
Tidak memilih artinya cocok bagi siapa saja, baik kepada diri sendiri maupun keluarganya termasuk anak cucu dan keturunannya.
Pedoman mengatakan, keris yang baik harus memenuhi criteria:Sepuh, Wutuh danTangguh.
Sepuh artinya tua, dibuat seorang Empu kuno/pendahulu.
Wutuh artinya tidak cacat, dan tidak ada rekayasanya.
Tangguh berarti memilik ciri:
Ciri-ciri bahwa keris yang dimiliki itu barang baik dan diketahui jaman pembuatannya.
Dijaman dahulu orang lebih menghargai keris buatan Empu pendahulu dari pada keris buatan baru atau sekarang atau dalam istilah dunia perkerisan disebut non-noman.
Keris cacat:
Catat keris dapat dibadakan menjadi dua golongnan besar, yaitu yang berasal dari cacat bawaan, dimana dari tangan empunya pada waktu membuat sudah cacat.
Ngan kedua adalah cacat karena usia, kecelakaan atau disengaja, direkayasa.
Keris cacat adalah keris yang menyimpang dari bentuk aslinya karena mungkin direkayasa misalnya;
Berikut ini beberapa jenis cacat yang sedikit banyak berpengaruh pada esoterinya :
a.Bilah pacah atau retak, cacat ini timbul dalam waktu proses penyepuhan, tahap akhir dalam pembuatan keris.
Ada yang menganggap keris yang bagian sor-soranya pecah/berlubang angsarnya kurang baik, tetapi ada yang justru orang menyebut nama dhapur Pamengkang Jagad, atau juga Rondobeser, tetapi sebaiknya keris yang cacat atau pecah-pecah dihindari

b.Pesi tidak utuh lagi atau patah, pesi adalah bagian besi yang masuk di dalam tangkai keris, masih utuh atau malah sudah diganti, kalau sudah diganti bertarti tidak utuh lagi

c.Teliti Pamornya, Pamor yang nerjang tepi bilah (nerjang landhep) menandakan waktu pembuatannya kurang semporna, keris yang demikian juga memiliki tuah kurang baik, Pamor yang baik harus letaknya ditengah bilah dan tidak terputus dari aslinya, bila pamor terputus dan nerjang landhep seyogyanya juga perlu dihindari kurang baik juga dilihat secara fisik juga kurang indah

d.Panjang bilah tidak serasi, keris pangjang bilahnya tidak serasi mungkin hasil dari rekayasa, atau keris yang sudah patah, tetapioleh pedagang diselamatkan dengan cara direkayasa dan dapat dibuat lebih pendek dari ukurannya, panjang bilah dengan ganja sudah ada pathokannya, sebaiknya ukurlah bilah keris itu menurut pathokan atau tanyakan pada ahlinya.

e.Keris berkeluk genap
Sebaiknya hindari keris berkeluk genap
Carilah keris berkeluk ganjil, karena hanya orang-orang tertentu yang dapat memilikinya, (dalam babon/pancer perkerisan keris berkeluk genap tidak ada)

f. Ricikan keris di ubah atau cacat
Keris berkeluk atau lurus biasanya ada yang dilengkapi ricikan-ricikan seperti kembang kacang, bentuk kembang kacang ini banyak yang sudah diubah dari bentuk aslinya oleh para pedagang keris untuk mengelabuhi pembeli, kembang kacang yang betuk aslinya sudah putus diubah menjadi pogok, jadi seolah bentuknya seperti kuku Bima, sehingga terkesan aslinya memang dimikian.

g. Bilah keris sangat aus, karena sudah termakan usia maka keris mengalami keausan yang terkadang sulit diselamatkan, pemeliharaan yang kurang mngerti atau salah juga malah dapat mengakibatkan kerusaan kiris.
Pedoman para penggemar keris yang tidak begitu mementingkan esoterinya adalah MOR JA SI RAP TUH dari kata paMOR baik, baJA keras, beSI padat gaRAP bagus, uTUH
Keris yang sempurna penampilannya belum tentu baik pula mengaruh spiriotual yang dipancarkan, contoh paling menonjol adalah dua bilah keris milik Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang tersimpan di makam Sri Sultan Hamengkubuwono VII di saptorenggo Imogiri, dua keris peninggalan Sultan ke VII yang diberi nama K.yai Jathakilat dan Kyai Parangsumilir tersebut hingga saat ini belum ada ahli waris Raja Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang berani mewarisi, menurut cerita, siapa yang menyimpan salah satu atau bahkan dua-duanya keris tersebut akan kurang beruntung dalam hidupnya, wallohualam

Pemahaman keris
Sepuh Wutuh dan Tangguh
Selain yang dimaksud diatas, sepuh, wutuh dan tanggah sebagai tujuan untuk memilih keris, tapi dalam kasanah tosan aji ada kriteria dalam memilih keris. Banyak misteria bersembunyi dibalik berbagai istilah dan pemahaman akan tosan aji. Apa maksud pemahaman dari tosan aji sepuh, wutuh dan tangguh?
Pemahaman ini adalah wujud dari tujuan hidup manusia Jawa yang bukan berarti etnik, Ilmu Jawa juga seperti ilmu lainnya, misalnya ilmu alam, ilmu bumi dan ilmu lainnya yang bersifat universal, ilmu Jawa bersifat sangat umum, ilmu kehidupan, maka pantas dibedah selaras dengan nafas ilmu Jawa, yakni kearifan dan bijaksanaanKeris adalah perabot pribadi Priyagung Jawa sangat personal, ilmu kerispun sangat personal, setiap orang memahaminya selaras dengan luwasnya wawasan orang tersebut
Dalam hal Sepuh, Wutuh dan Tangguh menyiratkan cita-cita manusia hidup
Manusia harus mampu mendudukan diri sebagai orang tua yang sudah sepuh
Sepuh berarti bobot, tuwa dalam bahasa jawa,sepuh yang ada manfaatnya, lantaran
“Pupuse tansah hangengidhung pepudyan jati, dan bukannya tuwa tiwas”
Yang diharapkan orang tuwa adalah selalu berdekatan dengan Sang Maha Pencipta yang kita selalu merindukan kebersamaanNYA. Sementara yang dianggap Wutuh adalah tidak cacat, bukan cacat fisik jasmani, tetapi kisah hidupnya atau lelakone wong urip, diharapkan hidupnya tidak tercela, orang tuwa yang wutuh biasanya akan menjadi panutan masyarakat sekelilingnya, atau tempat bertanya, orang bilang :Jumeneng ateng, lamun cinaketan datan hanguciwani.
Sementara Tangguh berarti kuat melampoi cobaan dan terpaan serta hantaman jaman, mampu mengatasi dan mengarungi kehidupan dengan baik, maka semangatnya dapat memberikan tauladan serta pantas ditiru, dan terlihat semangat hidupnya senantiasa berkiblat kepada Sang Maha Pencipta. Ibaratnya :
“kadyo lenggahe pandito resi ngetung tasbeh”
Kedudukan, kehidupannya diatur papan dan hatinya dibersihkan supaya semua cita-citanya netes dan ada manfaatnya bagi sesama
Dalam kaitnnya dengan keris; Seratan cita-cita manusia masuk kriteria akan menjadi sebuah cara untuk memilih keris, antara keris dan manusia adalah sebuah sirat simbul, keris kekeran kang aris harus bisa dijabarkan dalam kehidupan manusia, karena itu melestarikan budaya keris, tanpa mempunyai arti bagi manusia bakal tak bergema, tetapi bila dilestarikan dalam konteks kemajuan peradaban manusia, maka gaungnnya akan membahana. Landheping keris merupakan simbul dari ketajaman rasa. Dan hubungan keris dengan sarungnya secara filosofi memiliki hubungan untuk mencapai keharmonisan hidup didunia, falsafah manunggaling kawulo gusti dapat diartikan menyatunya Rakyat dengan Pemimpinnya, abdi dengan bendoro/Raja, insan kamil dengan Sang Pencipta sehingga tercipta hidup aman nyaman dan tenteram, bahagia/sehat bersatunya kehendak hati, rasa dan pikiran manusia. selain saling menghormati, masing-masing juga harus tahu diri untuk berkarya sesuai profesi, maka dari itu makna tosan aji sebagai karya seni yang mengandung berbagai aspek dalam kehidupan manusia
Dalam ricikan keris banyak yang melambangkan cirri kas dari keris tersebut dan manusia. Misalnya, istilah landheping keris melambangkan dari lima bagian yang tajam, bagaian ujung, muka, balakang dan kanan kiri, ini simbul bahwa lima indera manusia harus dipertajam agar selaras dengan tujuan akhir hidupnya, yaitu menyatu dengan Tuhannya
“Lantiping panyokrobowo sarto
landheping panggrahita gumantung ana titining ati
sumaruna bangkit nyaring sarining sasmita”
Kejatajaman dugaan dan kemampuan pikiran tergantung ketelatenan pada hati yang menyaring intisarining lambang yang muncul dari alam maupun manusia. Sifat yang hjarus diemban untuk menghadapi misteri kehidupan adalah teliti, cermat, sabar dan berusaha mencari, bertanya kepada diri maupun kepada Sang Maha Kuasa, oleh sebab itu harus “den bisa rumangsa” bukannya rumangsa bisa, sebab, bila manusia merasa bisa akan menjadi sombong, adi gang adigung adiguna, padahal manusia hanya jalma limpat seprapat tamat, jadi kepandaiannya tidak seberapa dan akan cepat sirna.
Memahami Ilmu Tanjeg
Dari Pusaka Keris dan Tombak/Pedang dll.
Sebuah pengetahuan untuk menilai karakter atau tuah dan manfaat gaib sebuah keris menurut KRT Hastono Nagoro yang masih cucu dari HB VII dan juga sebagai narasumber Pametri Wiji disebut Limu Tanjeg.
Dalam budaya perkerisan di Jawa dikenal istilah angsar yang merupakan kekuatan gaib sebilah keris, manfaat dan mudarat angsar, diketahui dengan menggunakan ilmu tanjeg, bagi yang percaya, orang dapat mengetahui kekuatan gaib dari sebuah keris.
Sebenarnya ada uda macam ilmu tanjeg, pertama dengan cara pengamatan lahirian, baik dari unsur besinya, pamornya dan cara pembuatannya, bentuk dan rabaannya.
Cara ini disebut cara eksoteri, misalnya keris dhapur Jalak sangu tumpeng misalnya, dipercaya tuahnya adalah rejeki (ngrejekeni) dan ketenteraman untuk rumah tangga.
Keris berpamor Nunggaksemi sebaiknya untuk pengembangan modal atau berdagang dll.
Cara ini dapat dipelajari dengan berpuasa, menghafalkan mantera, dan doa-doa tertentu, tetapi juga sebaiknya minta bimbingan orang yang mengetahui, atau ahlinya dalam bidang Ilmu Tanjeg. Cara ini disebut cara esoteri, tetapi banyak ahli tanjeg menggunakan cara keduanya secara bersama-sama.
Ilmu tanjeg sebenarnya tidak hanya ada di Indonesia Jawa khususnya, walau dengan cara dan metodenya tidak sama, di Brunae pun ilmu tanjeg juga ada. Disana kerispun ada yang lurus atau Lajer juga ada yang berkeluk:
Keris adalah benda yang syarat dengan mantra dan doa serta perlambang, bukan hnya bentuk dhapur tetapi juga dalam motif pamor, bermacam-macam pamor yang indah dan mempesona, bentuk keris lurus atau lajer melambangkan kesetabilitas/keteguhan dan juga lambang Tauhid.
Keris lurus atau lajer kadang juga disebut keris luk 1 atau uruping dilah (damar murup)
Luk tiga atau dhapur Jangkung :
Lambang cita-cita yang berkaitan dengan keduniawian maupun cita-cita kerochanian, orang Jawa sering menyebut luk tiga sebagai landasan bahwa keris ini bagi orang yang memiliki gegayuhan atau cita-cita
Harapannya : apa kang jinangkung (digayuh) insa Allah kasembadan
Luk lima atau dhapur Pandawa : Melambangkan suatu permohonan agar memiliki kemampuan lancer
berbicara, dipercaya orang dapat mempengaruhi orang dengan bicaranya.
Bila dipakai/dimiliki orang yang berprofesi sebagai MC sangat tepat dan cocok, dan juga harapan pemiliknya dapat mengamalkan serta meniru sifat-sifat dari para Ksatria Pandawa dalam dunia pewayangan.
Luk Tjuh atau dhapur Sempana :
Sebagai lambang permohonan agar memiliki kewibawaan tinggi dalam memberi teguran dan agar bicaranya ditaati, agar dapat menang bila ber argumentasi atau perdebatan.
Luk Sembilan, dhapur Jegja, atau Kidangsoka dan Panjisekar :
Perlambang memiliki kewibawaan, disegani dan bijaksana
serta mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi, sedangkankan Panjisekar keris yang biasa dipakai untuk Temanten pria
Luk sebelas atau dhapur Sabuk inten:
Sabuk inten lambang atau dengan harapan dapat membantu pemiliknya yang memiliki ambisi besar dalam mengejar kemajuan pangkat/drajat atau tingkat social tertentu, biasanya dipakai orang yang sudah punya pekerjaan tetap atau berumah tangga.
Luk Tigabesas dhapur Sangkelat,ada Guling Mataram, ada Parungsari dll :
Ini melambangkan permohonan tingkat tinggi kewibawaan, kharisma dan disegani, dan juga agar pemiliknya sanggup menjaga stabilitas dan bisa mempertahankan apa yang sudah ada dan yang telah dimilikinya serta mengamalkannya.
Keris ini diperuntukkan kepada mereka yang sudah mapan secara duniawi, sehingga tinggal mengamalkan/menjaga dan memikirkan kehidupan dialam selanjutnya, serta memperbanyak amalan-amala NYA.
Keris luk tigabelas adalah sebagai lambang berakhirnya hidup (Las-lasaning urip)
Keris Naga :
Sedangkan keris atau pedang dan tombak yang ada ricikan Naganya seperti Nagasasra, Nagasiluman, Nagatapa dan Naga-naga yang lain, tanjeg dan angsarnya untuk “menjaga, merawat, mempertahankan dan menolak”
Menjaga, merawat, mempertahankan yang sifatnya duniawi, atau harta kekayaan yang telah ada dan yang telah didapat.
Menolak: manolak sesuatu yang sifatnya goib, atau kasat mata, seperti menolak ilmu hitam yang mengarah pada pemiliknya atau bahwa ada orang tertentu yang akan mempunyai niat jahat pada pemiliknya, atau secara otomatis akan berfungsi sebagai penolaknya


Keris Yang Angsarnya Kurang Baik
Keris yng berpenampilan baik, indah/bagus belum tentu mempunyai pengaruh/esoteri yang baik atau dianggap panas, tatapi jika kita terlanjur memiliki keris seperti itu terkadang kita tidak rela kalau keris tersebut dibuang atau diberikan orang lain.
Dalam kalangan penggemar keris dikenal banyak cara untuk menjinakan atau mendinginkan keris yang berangsar panas atau kurang bain :
Cara-cara tersebut adalah :
1.Mengeluarkan keris dengan cara kebatinan atau minta tolong pada ahlinya atau paranormal yang sudah mumpuni, keris yang sudah kosong bisa diuji lewat jasa paranormal tersebut atau ditayuh dengan sendirinya
2. Pada bilah keris bisa dihias dengan emas, artinya diberi inlay hiasan dari emas, jika mungkin keris tersebut di serasah dengan emas
3.Kalau mau di usir isinya, bilah dengan warongko diikat dengan benang lawe putih menyilang pada per silangannya ditetesi minyak pusaka atau wewangian kemudian keris tersebut kita sapa dengan ucapan; yang menempati pusaka/keris ini silahkan pergi kemana yang dikehendaki sesuai keinginan dan kehendakmu dan jangan menempati tempat ini yang sekiranya sudah tidak cocok dengan kamu, keris kemudian ditaruh diatas lantai/tanah selama tiga hari tiga malam, kemudian dikeluarkan dari warongko atau sarungnya dan ditusuk-tusukan pada batang pisang yang masih hidup sambil berkata; keluarlah dan kembalilah ke alam asalmu, dan selama beberapa hari keris biarkan dalam keadaan telanjang kita taruh diatas lantai/tanah sesudah itu sebelum disarungkan ke warongkonya harus dicuci / dijamasi, sudah bersih secara fisik baru kita kembalikan kewarongkonya, mudah-mudahan dengan cara tersebut keris sudah dalam keadaan kosong
Metode seperti ini yang paling dipercaya dan efektif untuk menghilangkan isi keris yang ber angsar kurang baik.Untuk menghindari hal tersebut diatas, disarankan kalau mau memiliki keris dinasehatkan meminta bantuan ahlinya.
Banyak pengalaman telah terbukti pengaruh buruk yang ber esoteri kurang baik muncul tanpa disadari dalam perjalanan hidupnya
Memang ada juga yang dengan cepat efeknya segera tersa/muncul, namun kebanyakan tosan aji baru menampakan pengaruhnya kalau sudah kita simpan lama. percaya atau tidak, keris yang benar-benar baik akan mencari tuannya, entah dengan cara dimahar atau diwariskan, atau malah diberikan begitu saja tanpa dengan syarat apapun.
Adalagi pantangan yang harus diperhatikan bagi penggemar tosanaji yang baru/awam Jangan sekali-kali berani memotong landeyan/tangkai tombak, lebih-lebih buatan sebelum tahun 1900san, kalau terpaksa serahkanlah pekerjaan tersebut kepada mranggi atau ahlinya :
1.Melepas bilah keris atau tombak dengan secara paksa atau alat pemukul dari besi
2.Jangan melepas bilah dengan cara kekerasan atau bantuan bahan kimia
3.Jangan melepas ganja dari bilah dengan pemukul atau besi, jika terpaksa sekali, mintalah bantuan pada ahlinya

Etika Perkerisan Perlu Pemahaman
Dunia perkerisan mempunyai tatakrama, adat kebiasaan, kesopanan dan etika, Berkaitan dengan adat istiadat masyarakat setempat, etika perkerisan suatu daerah dengan daerah lain tidak sama, itu pasti, namun etika tetap berpegang pada niat dan usaha untuk tidak berbuat yang akan menimbulkan salah pengertiandan ketidak senangan.
Berkaitan dengan etika juga berlaku kebiasaan pantangan yang dianut daerah tertentu.
Di Palembang, Riau, Malaysia, Kalimantan, Brunai, Sabah dan Serawak berlaku pantangan untuk tidak memberikan atau memaharkan keris pada malam hari, sementara di Jawa dan Madura pun demikian
Orang pantangan menyebut istilah jual beli keris, ungkapan yang digunakan adalah kata perjodohan atau hibah dengan kata mahar.
Sebilah keris harus berjodoh/cocok dengan pamiliknya, sedang soal jodoh terkait pula dengan tuah. dalam masyarakt penggemar keris berlaku istilah mas kawin sebagai pengganti kata harga, berlaku pula istilah melamar jika seseorang hendak membeli pusaka sebuah keris atau tombak.

Jamasan / siranaman
Jamasan tujuannya merawat, memelihara dan memunculkan pamor, dan kenapa pula orang Jawa khususnya mesti memilih bulan Suro/Muharam untuk jamasan/siraman
Bulan Suro/Muharam yang mengawali tahun baru Jawa dan Islam, bagi sebagian besar masyarakat Jawa, merupakan bulan yang dikeramatkan atau dianggap keramat, karena itu berbagai pantangan dilakukan selama hulan Suro, misalnya tidak boleh untuk hajadan pernikahan, bulan ini bagi masyarakat Jawa yang masih berpegang teguh pada tradisi, biasanya dipakai untuk melakukan berbagai laku prihatin, bulan Suro juga merupakan bulan untuk meneguhkan niat, dan dibulan ini ada tiga janji yang harus diperbarui oleh manusia Jawa, yakni janji pemimpin kepada rakyat, janji suami pada isteri, serta janji ruh kepada Tuhannya, dalam tradisi Islam bulan ini merupakan bulan keprihatinan, karena ada tiga peristiwa penting dalam sejarah islam, yakni Ali (sahabat Nabi Muhammad) mati sahid, dan Nabi diancam oleh lawan-lawannya, serta terbunuhnya Hasan dan Husein (cucu Kanjeng Nabi) oleh para musuhnya pada 10 Muharam, hal ini yang membuat pergantian tahun islam tidak dirayakan dan diramaikan dengan hura-hura seperti pada pergantian tahun lainnya

Memaknai Filosofi Jamasan :
Dalam sarasehan Prametri Wiji muncul pertanyaan dari penggemar Tosaaji, mengapa keris harus dijamasi/disirami pada bulan Suro?
Sebenarnya tidak ada aturan khusus yang mengharuskan bahwa orang Jawa harus menjamasi pusakanya atau orang laku prihatin dengan cara kungkum, mubeng beteng Karaton dan lainnya pada menjelang/malam 1 Suro, bahkan dalam pitutur Jawa disebutkan laku keprihatinan tidak boleh menyiksa diri, hanya disebutkan bahwa Suro merupakan ajakan untuk laku prihatin
Untuk menjawab ini perlu dikedepankan dua makna yang berbau fisik dan yang bernuansa simbulisasi atau lebih bermakna filosofi. Yang pertama dikatakan bahwa keris pada awal tahun Jawa perlu dibersihkan (paling tidak 1 tahun sekali), dalam pengetahuan secara fisik yang namanya pusaka harus dirawat.
Perawatan berarti dua tujuan, yakni memperpanjang umur keris/besi dan memunculkan pamor yang tergambar pada bilah keris, selebihnya monggo tergantung pemiliknya.

Perawatan bilah keris atau tombak
Yang dimaksud adalah perawatan teknis, bukan spiritual
Pengamatan dan periksa bilah sebaiknya dilakukan paling tidak 2 – 3 bulan sekali
Perawatan yang utama adalah pengolesan dengan minyak pada bilah

a.gunakan minyak hasil industri yang sudah teruji kualitasnya

b.jangan menggunakan minyak nabati atau minyak hewani, karena malah akan mudah menimbulkan jamur

c.jangan mengolesi terlalu basah, bilah yang basah oleh minyak secara berlebihan akan terserap pada warangka atau digandarnya, yang justru akibatnya warangka juga akan ikut berminyak & rusak.
d.untuk menciptakan aroma pusaka (wangi) minyak industri tersebut bis
dicampur dengan minyak cendana , kenanga, mawar atau lainnya

Apabila bilah dalam keadaan berkarat, harus segara dilakukan siraman atau pewarangan, mohon hati-hati pewarangan seharusnya hanya dilakukan bilamana perlu saja (jangan terlalu sering)
Bilah keris/tombak jangan terlalu sering diwarangi, bila terpaksa harus diwarangi, paling cepat setahun sekali, karena terlalu sering diwarangi akan merusak besi/bilah
Dalam melakukan pewarangan, sebaiknya diserahkan kepada ahlinya
Simpanlah keris/tombak di tempat yang tidak lembab atau terlalu panas
Atau biasakan menggunakan singep kain yang lembut atau bludru untuk menyelimuti warangknya

Sementara pengertian filsafat penjamasan bermakna dalam, berkaitan dengan laku spiritual dan kehidupan manusia, yang semakin reflektif dan semakin sadar akan hidup dan kehidupan orang Jawa.
Manusia Jawa dengan sikap reflektifnya tercermin dari sikap dan laku prihatin yang terlihat dalam fenomena sosial, demikian paling tidak yang dikemukakan oleh Dr. Damardjati S. seseorang Filsuf Yogyakarta yang sangat mendalami karya Sultan Agung dengan Sastra Gending nya :
Nutupi babahan hawa sanga, manekung mring karsaning Hyang Widi
Mengasah mimising budi dan memasuh malaning bumi dalam upaya hamemayu hayuning bangsa dan bawana.
Yang kurang lebihnya, mengasah hati nurani, menghancurkan tindak dursila angkara murka demi mel;estarikan bangsa dan Dunia
Seperti Keraton merupakan simbul Raja yang bila diproyeksikan tinggi adalah Sang Penguasa dengan Singgahsanya dan kalau diproyeksikan lebih kecil menjadi badan wadag manusia dengan hati nurani yang meraja, Diawal bulan Sura, badan wadag atau wahana perjuangan ini perlu diperiksa untuk melanjutkan perjalanan manusia menuju singgahsana Sang Penguasa. Untuk itulah diperlukan keprihatinan dan tapa brata, meneliti batin, menelaah gejala alam dan masyarakat untuk mendengarkan bisikan batin, tentu saja juga tidak meninggalkan perintah Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah) melalui RasulNya, serta semua itu juga dengan naluri/nurani yang paling dalam agar dalam bekerja, bertindak tidak tergelincir dari wewaler atau larangan serta norma kehidupan, disini tersirat pengekangan pengendali hawa nafsu keserakahan, untuk mengatakan bahwa manusia itu serba bias. Manusia senantiasa diingatkan untuk tidak mengatakan biso rumongso dan bukannya rumongso biso, itu namanya sombang. Simbul-simbul yang tersirat di peringatan Suro perlu ditampilkan dalam nuansa kebangkitan manusia akan pemahaman budaya cultural yang pada akhirnya memantapkan jati diri bangsa sebagai yang berbudaya dan bermoral sekaligus mempunyai jiwa spiritual yang tinggi, Dengan demikian sebenarnya Sura bulan untuk NYA, bulan baik yang harus diserahkan khusus untuk kepentinganNYA, oleh karena itu disebut sebagai bulan Srawana, Sura, Rizal, Sinar terang dan Nur
Kembali pada keris sebagai pusaka warisan budaya :
Mengenahi teknik pembuatannya mengarah ke dhapur, tangguh dan pamor, dhapur keris ada puluhan macam yang pada umumnya sudah berumur ratusan tahun, untuk merawat keris, maka setiap tahun pada bulan Sura dibersihkan atau dijamasi untuk merawat dan menampilkan pamornya.

Kenapa keris selalu diminyaki :
Minyak untuk merawat dan menghambat tumbuhnya karat pada besi, memberi minyak wewangian dan untuaian bunga pada keris bagaimana caranya :
Dulu sering dipakai bunga melati, kanthil, kenanga, mawar dan lainnya,kadang dengan serbut kayu cendana dan adapula yang diasapi bakaran kemenyan, itu dulu, tetapi sekarang dipakai dengan cara yang lebih gampang, yaitu cukup dilumasi permukaan keris dengan minyak wewangian atau minyak pusaka yang sudah mudah dibeli dimana-mana, minyak berfungsi untuk melindungi bilah dari pengaruh lembab yang akan meninmbulkan karat.
Mengapa sampai sekarang masih banyak orang memperlakukan keris dengan cara memberi untaian bunga atau membakar kemenyan? Perlakuan seperti ini dipengaruhi oleh kebiasaan keluarga pendahulunya, kalau kakek atau bapaknya suka memperlakukan demukian, biasanya juga akan diperbuat oleh anak dan keturunannya, memang bunga yang masih segar memancarkan wewangian secara tempurer, dan kalau bunga menjadi kering tidak jadi masalah, tetapi kalau bunga menjadi busuk justru akan mengundang kelembaban atau jamur yang lama kelamaan akan menimbulkan karat. sedangkan keris yang sering diasapi dengan cara membakar kemenyan, akan pudar kecemerlangan pada pamornya, karena pertikel-pertikel kecil dari kemenyan akan menempel di permukaan bilah yang justru mengundang debu, lembab dan karat yang akan merusakan unsur besinya dan menimbulkan karat di samping akan merusak bilah atau unsure bajanya.,
Menyelaraskan Keris Dengan Pemilik serta
Menayuh Dengan Sensasi Rasa
Tayuh adalah ilmu dari krisologi untuk menentukan apakah keris tersebut cocok untuk dimiliki sweseorang atau tidak, ilmu ini bermanfaat untuk meningkatkan kepekaan seseorang
agar dapat menangkap kesan karakter dari calon pemiliknya, keris yang berpenampilan keras, galak tidak baik dipakai seseorang yang sifatnya keras dan kasar, orang ini sebaliknya harus memilih keris yang berkarakter dingin
Bagaimana mendapatkan keris yang cocok kalau harus memilih dari beberapa jenis?
Ada bermacam cara baik konvensi orang Jawa maupun Sumatra atau berdasar tradisi, kalau hanya ingin mengetahui keris ada isinya, ada beberapa cara untuk mengetahui yang dan cocok bagi seseorang
Paling sederhana dan mudah adalah, pertama bilah dilepas dari sarung/warongkonya, dengan tangan kiri bilah dipegang hulunya dan ujung diarahkan keatas, sipenayuh harus memusatkan perhatiannya kemudianmemohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah) keris ini baik atau tidak, mengingat keris itu dibuat empu dengan penuh doa, serta tidak perlu berpiran macam-macam, yang penting memusatkan perhatian dan perasaannya pada tangan atau peraba kita, kemudian perlahan-lahan dengan ibu jari tangan kanan disisi sebelah dan jari telunjuk disebelah lainnya, meminjit tidak perlu keras, tapi juga jangan terlalu lemah. Diawali dari bagian atas ganja pelen-pelan terus berpindah atau merambat keatas hingga sampai ujung, kemudian rasakan sensasi apa yang diperoleh pada ujung jari setiap memijit, atau tangan kanan pegang tangkai, tangan kiri memegang ujungnya dan rasakan dengan sungguh-sungguh, nanti akan terasa seperti ada aliran listrik (kesetrum jw) yang merambat ke tangan bahkan ke seluruh tubuh, tetapi bila sensasinya terasa panas, berarti keris tersebut tidak/kurang baik untuk dimiliki atau tidak cocok, tetapi bila selaiknya terasa dingin, itulah yang dicari. Namun semua itu kita kembalikan kepada NYA, karena tidak ada yang kekal dan abadi didunia ini. INGAT !!! bagaimanapun juga, Keris adalah buatan manusia

SETELAH WAYANG PURWA
KINI
KERIS DIAKUI di DUNIA
Bangsa Indonesia patut berbangga, Pada tahun 2003 dan 2005 Wayang dan Keris Indonesia telah dikukuhkan oleh UNESCO sebagai “Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity” Karya Agung Warisan Kemanusiaan milik seluruh bangsa di Dunia
“Indonesia semestinya bangga” kata Kochiro Matsuura, Direktur Jenderal UNESCO ketika menyerahkan Piagam Pengukuhan Keris Indonesia kepada Wakil Presiden di Jakarta pada tanggal 6 Desember 2005 sebagai bagian dari Organisasi PBB yang menangani bidang pendidikan dan pengetahuan budaya, melakukan pemilihan karya budya tradisional yang dinilai layak untuk dikukuhkan dan dilestarikan sebagai Karya Agung Warisa kemanusiaan bagi bangsa di Dunia.
Pengukuhan Keris Indonesia oleh UNESCO didasarkan pada pertimbangan bahwa keris, selain memang merupakan karya seni yang indah, juga memiliki nilai-nilai non bendawi (intan-gible) yang secara luas menyentyh berbagai aspek kehidupan manusia, Keris syarat dengan nilai-nilai falsafah dan budaya yang diwariskan para leluhur kita.
Tidak dapat dipungkiri, keris dalam sejarah perkembangannya yang begitu panjang, telah memberikan warna dan corak tersendiri pada kehidupan dan peradapan bangsa kita. Keris, yang mengakar begitu kuat dalam tradisi budaya dan Masyarakat Indonesia, memiliki pengaruh yang penting dalam karakter jatidiri kita sebagai bangsa, keris juga meriupakan sumber inspirasi budaya, meski tak luput dari pergeseran nilaii, keris tetap memiliki peranan social yang di kalangan masyarakat Indonesia, maka tak heran bila UNESCO cukup hanya sekali diajukan langsung diterima, berbeda dengan wayang, sampai empat kali pengusulannya baru bisa diterima

Perjalanan yang panjang :
Mesti sekali diusulkan langsung diterima, sebenarnya penyusunan pengusulan memakan waktu yang cukup lama dan panjang, Setahun lebih tim kerja yang dipimpin oleh Ir. Haryono Haryoguritno, pakar keris senior melakukan riset lapangan dengan mendatangi berbagai komunitas perkerisan yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Bali dan Lombok, di samping komunitas yang ada di Cirebon, Pasundan dan Banten dll yang ada di Nusantara
Riset yang disyartkan untuk seleksi UNESCO mencakup berbagai aspek dari objek budaya yang diusulkan pengukuhannya, Selain aspek seni dan nilai-nilai falsafah yang terkandung juga diteliti kaitan keberadaan keris dengan sejarah, tradisi dan bahkan juga pengaruhnya terhadap tatanan social dan ekonomimasyarakat saat ini maupun di masa mendatang.
Dari hasil lapangan yang dilakukan ternyata terbukti bahwa memang budaya keris masih hidup ditengan masyarakat luas di Indonesia, meski tentunya disana-sini telah terimbas pergeseran nilai-nilai social dan budaya sesuai dengan dinamika perkembangan zaman, selain dukumen berbentuk laporan tertulis, hasil penelitian juga disajikan dalam bentuk film tentang seluruh aspek dari budaya perkerisan.
UNESCO sendiri meneliti dengan ketat setiap usulan mahakarya dunia yang diajukan oleh masingh-masing sponsor tak kurang dari 64 negara peserta, tujuan utama pengukuhan UNESCO adalah untuk membangkitkan kesadaran bangsa-bangsa di dunia akan pentinya upaya pelestarian yang sungguh-sungguh terhadap kelangsungan dan keberadaan karya budaya tradisional sebagai arisan kemanusiaan milik dunia
Nilai lebih yang membedakan keris dari benda-benda sejenisnya adalah kenyataan, bahwa keris dikalangan masyarakat luas juga diyakini memiliki daya spiritual, jadi tidak semata karena keindahan dari ujud benda wisiknya saja, Nilai spiritual yang merupakan salah satu dari bentuk nilai yang “tak benda” (Intangible) ini tidak dimiliki oleh benda-benda sejenis lainnya. namun dibalik keindahan dan keagungan, kita sebagai pewaris dari keris pusaka yang telah diakui UNESCO sebagai Karya Agung Warisan Budaya dan kemanusiaan Dunia tersimpan keprihatinan, kita bahwa dikalangan masyarakat Indonesia sendiri masih terdapat banyak persepsi negatif tentang keris pusaka, keris sering dipandang dan padankan dengan dunia perdukunan, klenik dan dunia mistik yang serba hitam, itu semua tidak benar dan salah besar, namun semua itu tergantung kita dan manusiannya, sementara negeri tetangga kita Malaysia berusaha keras mengklaim keris sebagai ikon budaya mereka, bahkan negara yang dianggap sudah maju seperti Singapura dengan bangganya memakai keris sebagai identitas kebanggaan mereka, seperti perusahaan penerbangan mereka, Singapura Airlines (SIA) dengan penuh kebanggaan memakai keris dalam terminology pelayanan (service) penerbangan mereka. Keris Lounge merupakan istilah mereka untuk menyebut ruang tunggu VIP dan VVIP penumpamg Singapore Air Lines, Kris Flyer adalah sebuah layanan khusus bagi mereka yang sering menggunakan Singapore EirLines terbang ke berbagai penjuru dunia, Kris Magazine adalah nama majalah promosi mereka, Kris Shop sebagai gerai mereka untuk menjajakan berbagai cinderamata yang menarik diantaranya ada yang bermotifkan keris yang
didesain dengan sangat indah.

“Mengapa bangsa kita bangsa Indonesia tidak menggunakan keris sebagai identitas yang kita banggakan? padahal jelas-jelas, keris pusaka merupakan karya Agung/adilihung warisan leluhur kita murni, itu adalah pertanyaan dan tantangan yang harus mampu kita menjawabnnnya”

Dekikian sedikit pengetahuan dan pemahaman seputar tosan aji ( Pusaka ) peninggalan pendahulu kita yang sebagai perwujudan sipat kandel / piyandel tetapi bukan jimat, yang bermakna sebagai kelengkapan busana Priyagung Jawa yang sarat dan penuh dengan doa, juga sarana untuk memuja kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa yang terkandung karya seni adi luhung, karya seni tinggi,dan sesuai dengan adat dan beradaban manusia Jawa yang sesunggiuhnya , maka sangat disayangkan kalau tidak di lestarikan, untuk itu siapa lagi kalau bukan kita-kita sebagai anak keturunannya, dan salah satu wujut dari pengabdian kita kepada generasi pendahulu atau kakek/nenek moyang serta leluhur kita, pelajarilah dan ajarkanlah pengetahuan, pemahaman ilmu keris yang benar serta keunikan dan nilai dari karya seninya, ajarannya, filosofimya, terutama ajaran-ajaran yang terkandung didalamnya kepada anak dan keturunan kita, memang hanya kitalah yang wajib mengejarkan dan melestarikannya.
(tetapi jangan lupa “keris juga merupakan benda mati yang dibuat oleh manusia” meskipun indah dan mempesona)

Beberapa Produk Denture, untuk produk yang lain silahkan bisa konsultasi ke customer service di 085293424149







Cara Pembelian Produk Denature

TATA CARA PEMBELIAN:
Smskan alamat atau konsultasi, jika tertarik > transfer pembelian > barang dikirim pake TIKI/JNE/POS kealamat rumah. No.rekening via sms atau ada di bawah ini

CARA PEMESANAN :


Silahkan lakukan Pembayaran terlebih dahulu ke salah satu rekening BANK kami dan barang kami kirim melalui Jasa pengiriman Tiki / JNE / POS.



FORMAT PEMESANAN:
Bambang, pesan Gonore, Jl Kenari No 90 RT09 RW08 Kelurahan karangsari Kecamatan Bongsari, Semarang 52537 – Jawa tengah via MANDIRI
Kirim ke no : 085293424149

CONTOH KONFIRMASI PEMBAYARAN:
Bambang, Telah Transfer Rp. 340.000, – , Via MANDIRI, Obat Gonore
Konfirmasikan Via SMS ke : 085293424149

* Perhatian :
– Jika Transfer dari rekening orang lain harap disebutkan nama pemilik rekeningnya
– Paket dikirim rapi dan tidak menyebutkan nama penyakit

Untuk Biaya Kirim/Ongkir Di sesuaikan alamat pemesan :

  1. Untuk Wilayah Pulau Jawa Rp 25.000,-
  2. Untuk Luar Pulau Jawa Rp 45.000,-
  3. Khusus Untuk Irian Jaya dan Madura Rp 85.000,-
  4. Untuk Ongkir Luar Negri Silahkan Call / WA 085293424149
Agar pesanan Anda bisa segera diproses, segera konfirmasikan pembayaran Anda via SMS ke 085293424149
  • Jika anda masih kurang jelas silahkan kontak kami langsung via Tlp/Sms 085293424149
  • Barang DIJAMIN sampai ke rumah anda dengan catatan nama dan alamat lengkap.
  • Hubungi kami apabila menginginkan bukti nomor (resi) pengiriman.
Jangan Sampai Anda mengajukan pertanyaan seperti ini???
  • Mas, nanti kalau saya transfer uangnya, barang tidak datang atau tidak dikirim bagaimana???
  • Mas, ini penipuan bukan??? Sekarang kan banyak penipuan???
  • Saya kan tidak kenal situ??? Masa saya transfer ke situ? kenal juga ngga???
Bukti Resi Pengiriman dan Paket Rapi





Sekarang jaman Online Bos, kita disini sudah terbiasa belanja Online. Sekarang
sudah Jaman Modern, sudah jaman internet, bukan jaman perjuangan lagi.
Tinggal beli, tunggu barangnya dirumah. No.resi pengiriman saya smskan.
Cek resi pengiriman di www.jne.co.id atau di Tiki www.tiki-online.com
SEPARAH APAPUN PENYAKIT YANG ANDA DERITA DAPAT DISEMBUHKAN JIKA ANDA MAU BERUSAHA MENGOBATINYA !
Silahkan jangan ragu untuk mengontak nomer kami
Call/SMS/WA : 085293424149
PIN BB : 7A68E8B4


Artikel "ilmu keris" Di Posting oleh: Spesialis Wasir dari Blog Pusat pengobatan herbal ampuh, dalam kategori Umum. Melalui permalink http://naylanews.blogspot.com/2010/09/ilmu-keris.html. Rating: 1010 Voting: 2013, Tanggal Minggu, 19 September 2010, pukul 17.52. Anda dapat melihat tulisan menarik yang lainnya di bawah ini :

Tinggalkan Komentar :

 

Post Pilihan

Post Pilihan 2

Post Pilihan 3