Gunung Anak Krakatau yang terletak di Perairan Selat Sunda terus menunjukkan aktivitasnya dengan status level dua atau waspada. Sementara Gunung Api Dempo masih aktif normal.
Selain mengalami kegempaan, Gunung Anak Krakatau ini juga terus mengeluarkan asap tebal yang membumbung hingga ketinggian 600–700 meter.Dari informasi yang dihimpun di Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Cinangka, Serang, aktivitas kegempaan Anak Gunung Krakatau meliputi gempa vulkanik dangkal (VA), gempa vulkanik dalam (VB), gempa tremor, dan embusan setiap harinya rata-rata mencapai 100–300 kali dalam sehari.
Bahkan selama Juli 2010 lalu, aktivitas kegempaan gunung tersebut mencapai 4.228 kali, di antaranya sebanyak 717 kali gempa vulkanik dangkal (VA), 2.269 gempa vulkanik dalam (VB),1 kali gempa tremor, dan 1.181 embusan. Dengan adanya aktivitas Gunung Anak Krakatau itu, sebanyak enam petugas Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, sejak Selasa (26/10), telah meningkatkan pemantauannya dengan cara mendatangi Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda.
Selain untuk melihat perubahan fisik gunung tersebut, pemantauan dilakukan untuk mengontrol kondisi alat pemantau gunung atau seismograf yang dipasang. Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau,Anton Tripambudi mengatakan, dengan adanya status waspada itu,Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau telah merekomendasikan agar masyarakat baik nelayan atau wisatawan untuk tidak mendekat ke Anak Gunung Krakatau itu dengan jarak 2 km.
“Untuk keamanan, kami mengimbau agar nelayan dan wisatawan tidak mendekat ke gunung,” ujarnya kemarin. Seorang pengamat di Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau, Sikin, mengatakan, aktivitas gunung tersebut sudah mengeluarkan letusan sejak 27 Oktober. “Yang terpenting jangan terlalu dekat, paling dekat di radius 4 kilometer dari gunung. Saya ke lokasi, banyak material seperti batu berjatuhan sampai ke laut dari gunung,” katanya.
Meski demikian,warga belum terganggu dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau. “Disini aman-aman saja. Tidak ada kepanikan warga akibat aktivitas gunung itu,” ujar warga Desa Bandulu,Kecamatan Anyer,Kabupaten Serang."TAPI SEMUA WARGA DI SEKITAR ANAK GUNUNG KRAKATAU DIHARAPKAN TETAP WASPADA MENGINGAT SAMPAI SAAT INI STATUS ANAK GUNUNG KRAKATAU MASIH WASPADA"
Baca Selengkapnya..Selain mengalami kegempaan, Gunung Anak Krakatau ini juga terus mengeluarkan asap tebal yang membumbung hingga ketinggian 600–700 meter.Dari informasi yang dihimpun di Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Cinangka, Serang, aktivitas kegempaan Anak Gunung Krakatau meliputi gempa vulkanik dangkal (VA), gempa vulkanik dalam (VB), gempa tremor, dan embusan setiap harinya rata-rata mencapai 100–300 kali dalam sehari.
Bahkan selama Juli 2010 lalu, aktivitas kegempaan gunung tersebut mencapai 4.228 kali, di antaranya sebanyak 717 kali gempa vulkanik dangkal (VA), 2.269 gempa vulkanik dalam (VB),1 kali gempa tremor, dan 1.181 embusan. Dengan adanya aktivitas Gunung Anak Krakatau itu, sebanyak enam petugas Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, sejak Selasa (26/10), telah meningkatkan pemantauannya dengan cara mendatangi Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda.
Selain untuk melihat perubahan fisik gunung tersebut, pemantauan dilakukan untuk mengontrol kondisi alat pemantau gunung atau seismograf yang dipasang. Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau,Anton Tripambudi mengatakan, dengan adanya status waspada itu,Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau telah merekomendasikan agar masyarakat baik nelayan atau wisatawan untuk tidak mendekat ke Anak Gunung Krakatau itu dengan jarak 2 km.
“Untuk keamanan, kami mengimbau agar nelayan dan wisatawan tidak mendekat ke gunung,” ujarnya kemarin. Seorang pengamat di Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau, Sikin, mengatakan, aktivitas gunung tersebut sudah mengeluarkan letusan sejak 27 Oktober. “Yang terpenting jangan terlalu dekat, paling dekat di radius 4 kilometer dari gunung. Saya ke lokasi, banyak material seperti batu berjatuhan sampai ke laut dari gunung,” katanya.
Meski demikian,warga belum terganggu dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau. “Disini aman-aman saja. Tidak ada kepanikan warga akibat aktivitas gunung itu,” ujar warga Desa Bandulu,Kecamatan Anyer,Kabupaten Serang."TAPI SEMUA WARGA DI SEKITAR ANAK GUNUNG KRAKATAU DIHARAPKAN TETAP WASPADA MENGINGAT SAMPAI SAAT INI STATUS ANAK GUNUNG KRAKATAU MASIH WASPADA"