cinta yang sejati

orang-orang semasa ibu kita dahulu mungkin melihat mengenai kehormatan, penghargaan dan penghormatan orang tua, kesopanan dan seterusnya begitu sangat di taati. orang tua masa itu mungkin erbuat kesalahan meskipun diam-diam akan tetapi selalu berusaha untuk menanamkan kesalehan kepada anak-anak.
gadis-gadis malu untuk tampil didepan umum tanpa kerudung, terlihat berduaan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya merupakan sebuah aib yang haus dihindari. 
sekarang bukan zaman dahulu, rasa malu sebagai muslim dan rasa malu para perempuan muslimah itu makin habis seiring dengan perkembangan zaman. ada orang tua mengirim anak perempuan mereka untuk berzina dan mengatakan bahwa itu bukan kesalahan karena anak perempuannya menemui orang yang dicintainya padahal ia belum jadi suaminya. orang tua masa kini berusaha untuk membuat anak-anak dan dirinya menjadi bagian dari penghuni neraka di akhirat.
tidak ada lagi cerita tentang perempuan yang tidak memiliki apa-apa untuk dikorbankan dalam jihad kecuali rambut putranya, maka ia memotong rambut dan menjalinnya menjadi sebuah cambuk bagi mujahidin dan mengirimkan putranya untuk berperang dijalan Allah! dan betapa senangnya saat mengetahui anaknya menjadi syahid dijalan Allah.
tidak ada lagi orang seperti asma putri abu bakar yang memerintahkan putranya untuk melepaskan baju besi yang melindungi dirinya dengan mengatakan " seseorang yang ingin surga tidak berpakaian seperti itu" dan mendesaknya untuk berperang sampai ia syahid di jalan Allah.
dimanakah ibu-ibu yang anak-anaknya tewas dalam jihad dengan bersuka cita sambil berkata " sesungguhnya semua milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali"
padahal kita semua juga tahu, dihadapan Allah semua manusia akan berkumpul hanya dengan amalnya, semua akan mati dan setelah kematian setiap diri akan menerima balasan untuk perbuatan dan tindakannya serta mempertanggung jawabkannya dihadapan Sang pencipta.                                                                               sekarang yang mereka lakukan untuk anak mereka adalah memperoleh pekerjaan bergengsi, untuk melihat bagaimana anaknya mendapatkan rasa hormat dan kemuliaan di tengah-tengah masyarakat.