Tips membentuk keluarga harmonis

Dilaksanakan dengan cara apa pun, sebuah pernikahan yang sukses butuh unsur-unsur tertentu. Unsur-unsur berikut ini bisa dianggap sebagai bagian yang sangat vital dari setiap pernikahan (rumah tangga) yang sukses.

A. Kebersamaan

Secara sederhana kita bisa mengatakan bahwa kebersamaan itu sendiri, pada dasarnya merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan dalam keberhasilan rumah tangga. Sebaliknya, absennya salah seorang dari pasangan suami istri merupakan faktor yang bisa menyebabkan bubarnya sebuah rumah tangga. Seperti jika seorang laki-laki berkata, "Aku tidak pernah melihatnya ada di rumah. Setiap kali aku pulang dari kerja, dia selalu tidak ada di rumah." Atau, seperti pengaduan seorang istri, "Dia sama sekali tak pernah ada di rumah kecuali pada waktu tidur."

Memang benar, gaya hidup pada zaman modern sekarang ini penuh dengan argumen yang “masuk akal” untuk membenarkan sering keluarnya suami atau istri dari rumah. Akan tetapi, jika mereka masih menghendaki sebuah pernikahan yang langgeng dan sukses, maka sebelum mereka benar-benar memutuskan untuk keluar rumah, keduanya mesti membicarakan hal tersebut. Jika tidak, maka rumah tidak lebih dari sekadar tempat untuk tidur atau tempat mengisi “bensin” sebelum akhirnya berpindah ke tempat yang lain. Jika hal itu terjadi, maka bencana tidak akan dapat terelakkan karena pernikahan yang sukses menuntut keberadaan keduanya.

B. Membiasakan Dialog

Keluhan yang juga sering keluar dari mulut pasangan suami istri adalah tentang minimnya dialog. Keluhan semacam itu adalah keluhan yang paling banyak beredar pada zaman sekarang ini. Hal itu karena keduanya jarang sekali melakukan pembicaraan yang serius kecuali hanya satu atau dua menit saja setiap harinya. Dan, hal itu biasanya hanya mereka lakukan pada saat mereka sedang makan bersama atau saat memberi komentar terhadap acara yang disajikan televisi. Setelah itu, mereka kemudian segera beranjak ke tempat tidur sambil mengobrol ringan.

Yang dimaksud dengan dialog di sini bukanlah tukar pikiran mengenai cuaca, anak-anak, atau beratnya pekerjaan. Akan tetapi, yang dimaksud dengan dialog di sini adalah hendaknya pasangan hidup kita mengerti segala sesuatu tentang pasangannya, baik dalam masalah perasaan, fisik, maupun pengetahuan. Menikah dan tinggal dalam satu atap tidak berarti mereka akan mengetahui satu sama lain. Untuk mengetahui kondisi pasangannya, perlu adanya sebuah dialog.

Mendengar adalah seni ciptaan Tuhan. Mendengar berarti membaca bahasa mata yang tidak terbaca dan mengamati gerak tubuh saat sedang berbicara, seperti turunnya bahu atau getaran kata-kata yang terucap. Terkadang seorang suami mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja ketika istrinya bertanya mengenai keadaannya, saat ia baru saja pulang dari kerja. Akan tetapi, di balik ungkapannya “baik-baik saja”, ini bisa saja menyimpan sebuah luka yang terpendam yang seharusnya bisa diketahui oleh seorang istri dari nada bicaranya sehingga ia segera bisa berinisiatif untuk meringankan rasa sakit tersebut. Atau, terkadang seorang suami terlalu sibuk membaca koran, sementara istrinya bercerita panjang lebar mengenai pengalamannya hari ini dengan penuh percaya diri. Sang istri telah bercerita dengan begitu bersemangat, akan tetapi, dengan diamnya sang suami sama sekali tidak pernah mau meninggalkan koran yang sedang dibacanya untuk sekadar berbagi dengan istrinya yang begitu bersemangat dan penuh percaya diri. Seorang istri atau suami, dalam kondisi tertentu akan butuh seseorang yang bisa diajak untuk berbagi rasa. Tidak hanya anak-anak saja yang butuh perhatian dan ketenangan, tapi kita semua, baik kecil maupun besar, kapan pun akan membutuhkan hal itu. Dan tidak ada cara untuk menyingkap sesuatu yang terpendam di balik getaran suara kecuali dengan memperhatikan.

C. Saling Memberi Sentuhan

     Betapa jarangnya situasi yang membuat pasangan suami istri menjadikan sentuhan sebagai cara untuk mengungkapkan kasih sayang yang sebenar-benarnya. Yang dimaksudkan dengan sentuhan di sini bukanlah hubungan seks, melainkan hanya sebatas sentuhan lembut menggunakan jemari tangan atau dengan mendekatkan diri ke tempat duduk pasangan, kemudian meraih tangannya dan menggenggamnya erat-erat saat situasi sedang genting sehingga dia merasa bahwa dalam rumah itu, ada orang yang mengetahui perasaannya.

Gesekan antarkulit ini jarang terjadi di antara kebanyakan pasangan suami istri kecuali saat mereka berada di atas ranjang. Oleh karena itu, wajar saja jika kita melihat jurang pemisah yang amat dalam di antara mereka sehingga cumbuan dan belaian pun hanya dilakukan pada saat-saat menjelang melakukan hubungan intim. Padahal, yang benar belaian dan cumbuan merupakan “kegiatan rutin” yang menyangkut perasaan dan mesti dilakukan setiap saat.

D. Saling Menaruh Rasa Simpati

Seorang manusia, baik laki-laki maupun perempuan, hendaknya mampu menempatkan diri di benak pasangannya yang sedang membutuhkan sebuah imajinasi atau fantasi. Mengetahui bahwa ada orang yang mengerti segala sesuatu tentang Anda dan mau berbagi rasa dengan Anda merupakan kenikmatan hakiki dalam berumah tangga.

Mungkin terkadang Anda merasa bahwa pasangan hidup Anda, dalam kondisi tertentu, mudah emosi. Ia bisa saja mengungkapkan keputusasaannya atau penolakannya terhadap suatu perkara dengan mengatakan, "Ini sungguh memalukan," atau, "Cukup!" Akan tetapi, jika ada perasaan saling menaruh simpati maka salah satu pasangan akan berusaha menempatkan dirinya—walaupun hanya untuk beberapa saat—pada posisinya dan berusaha untuk mengerti perasaan pasangannya yang disampaikan melalui kata-kata. Hanya dengan cara ini pula, pasangan yang lain akan mampu memberi komentar terhadap apa yang ia lihat dan ia dengar. Hanya dengan begitu, ia akan mampu untuk menenangkan pikiran pasangannya dan memberikan nasihat kepadanya.

Seks, dalam kehidupan rumah tangga bisa merupakan miniatur dari hubungan suami istri secara keseluruhan. Jarang sekali ada sebuah rumah tangga yang benar-benar bahagia tanpa adanya seks. Sebaliknya, jarang sekali ada rumah tangga yang bahagia jika hanya memperhatikan masalah seks.

Kita sering kali tenggelam dalam perasaan, sampai-sampai susah sekali bagi kita untuk membedakan antara seks dan perasaan kita yang lain. Jika kita sedang marah, menderita kekalahan, sedih, cemburu, atau bahkan merasa berdosa terhadap pasangan, maka efeknya akan tampak sekali dalam hubungan seksual.

Begitulah. Jika salah seorang pasangan suami istri merasa bahwa hubungan seksual mereka mulai membeku atau sedang dilanda masalah tertentu, dan keduanya hendak membenahinya, maka yang pertama-tama harus mereka lakukan adalah senantiasa berdialog mengenai persoalan keduanya tanpa terkecuali.

E. Adanya Komitmen

Perasaan untuk saling menjaga komitmen merupakan hal yang paling vital dalam sebuah rumah tangga yang bahagia. Hanya saja, pada zaman sekarang ini perasaan seperti itu sepertinya sudah menjadi barang langka. Mungkin, itulah rahasia di balik banyaknya kasus perceraian.

Seseorang bisa dikatakan mempunyai komitmen terhadap hubungannya jika ia memberikan jiwanya—tanpa ragu-ragu—kepada pasangannya. Pernikahan merupakan hubungan yang tidak hanya sehari atau dua hari, tetapi untuk selamanya. Dan, seseorang tidak mungkin bisa menyembunyikan kepalsuan atau berpura-pura bahagia dalam masa yang panjang tersebut. Jika salah seorang dari mereka mencoba untuk menipu maka ia akan membayar harga yang mahal atas tindakannya tersebut.

Komitmen yang mantap merupakan fondasi hubungan rumah tangga yang bahagia dan berhasil.

F. Saling Melengkapi

     Dalam sebuah rumah tangga, baik suami maupun istri akan saling melengkapi pasangannya. Karena, ia akan memasukkan ke dalam keluarga tersebut, apa yang telah ia peroleh selama hidupnya, baik berupa kekuatan individu, bakat, imajinasi, maupun keterampilan-keterampilan tertentu. Kebanyakan, suami akan mengajari istrinya hal-hal yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Begitu juga sebaliknya, seorang istri akan berusaha untuk memikat suaminya dengan cara mengajarinya hal-hal yang menarik, seperti merawat bunga atau yang lainnya.

     Dalam kondisi seperti itu, kebahagiaan suami atau istri karena naiknya jabatan atau hal yang serupa merupakan sumber kebahagiaan bagi pasangannya. Dengan begitu, keduanya tidak akan merasa bahwa keberadaannya dalam rumah tersebut terancam.

Sumber:  Diambil dari satu BAB dalam Buku dengan Judul “Yang disukai Pria dari Wanita”

Semoga Bermanfaat